Acungan jempol untuk fitur “Likes” penanda suka situs sajian terkini Facebook

Kajian biro Morgan Stanley yg dipublikasikan pada situs mashable.com pertengahan April yl mengemukakan bahwa pada tahun 2015 mendatang peringkat teratas situs terbanyak diakses pengguna Internet global adalah situs jejaring on-line Facebook yang mengungguli YouTube dan Google. Dan persaingan antara keduanya pun semakin terkuak ketika dalam ajang konferensi pengembang aplikasi F8 di San Francisco, Facebook kemudian meluncurkan fitur “Likes” serupa “Suka” untuk Facebook Bahasa Indonesia— berupa fitur plug-in penanda menyukai sebuah situs yang memunculkan icon acungan jempol dan cukup dilakukan klik pada halaman Facebook tanpa perlu log-on langsung masuk ke halaman situs— dan ternyata dalam selang waktu hanya seminggu mampu menarik mengumpulkan lebih dari 50.000 situs Internet yang bergabung.
Kalangan pengamat IT memperkirakan peluncuran fitus “Likes” dalam format protokol Open Graph API ini menjadi langkah strategis Facebook untuk merebut inisiatif dalam pusaran persaingan untuk menjadi situs terdepan dalam dekade mendatang : central nexus of the web , sekaligus mencirikan situs jejaring sosial on-line akan mendekatkan diri semakin dekat lagi dengan kebutuhan pribadi aktivitas sosial maupun aktivitas bisnis kalangan pengguna Facebook.

Bayangkan kecanggihan aplikasi fitur ini nantinya hingga para pengguna Facebook sejumlah 425 juta lebih di seluruh dunia dengan aktivitas berjejaring on-line seperti halnya sekarang pun di tanah air semakin mulai menjadi terbiasa dalam aktivitas hidup sehari-hari “fesbukan”, dan cukup dengan inter-koneksi antar pertemanan lantas kemudian beroleh sajian lengkap sejumlah koneksi rekomendasi situs usulan yang benar-benar amat personal dan sesuai dengan kebutuhan pribadi; bisa berupa situs media informasi, toko belanja / shopping on-line, rujukan kegiatan pertemuan / pertunjukkan, atau apa pun.
Dan semua diatas berjalan tanpa perlu repot-repot terlebih dahulu menelusuri dengan jalan searching via Google. Sesederhana demikian dan boleh dikata setiap rujukan yang muncul selain benar-benar bersifat personal namun juga terpercaya berhubung apa yang tersaji muncul dari jejaring teman terdekat yang memang saling mengenal kesukaan dan karakter masing-masing.
Dan tidak salah apabila sejumlah kalangan IT Global bahkan berani mengemukakan betapa petinggi Google mulai kini mestinya tidak lagi dapat berfikir tenang mengamati bakal tumbangnya dominansi Google dalam tatanan akses tertinggi pengakses Internet sedunia. Kecanggihan algoritma searching Google dalam rekayasa aplikasi model “Page Rank” yang bekerja berdasar saling rujuk dan keterkaitan link diantara situs Internet, pada masa depan nanti boleh jadi menjadi kurang bobot relevansinya jika dibandingkan dengan mesin pencarian informasi yang berdimensi jejaring sosial yang memiliki karakteristik khas tersendiri.
Google dalam pandangan kalangan pengamat IT global memang ditengarai kurang berhasil dalam menyikapi maraknya keberadaan situs jejaring sosial; kritik kegagalan terutama atas kegagalan situs jejaring sosial Orkut yang lalu maupun Google-Buzz yang baru-baru ini coba mengembangkan jejaring sosial bermodalkan para pengguna Gmail, namun keduanya tak kunjung berhasil. Namun setidaknya Google masih pantas berfikir positip berhubung kedudukan situs mesin pencarian Google.com masih dapat bercokol di peringkat 3Besar dibawah situs YouTube yang juga milik Google.
Dan bagi duo pendiri Google yakni Page & Brin seraya mencoba meningkatkan daya inovasi Google dalam tatanan persaingan Internet global dekade mendatang suka atau tidak suka ; pantas memberi acungan jempol untuk fitur “Likes” fitur terkini Facebook.

sumber : Sentra Informasi IPTEK.net

Published in: on May 13, 2010 at 5:58 pm  Leave a Comment